Kelompok Study Mahasiswa PAI Part 1
Pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2020, tepatnya jam 09.00 - 11.00. Pertama kalinya dari Divisi Intelektual Akademik dan Kemahasiswaan melaksanakan salah satu program kerjanya yaitu Diskusi Online dalam rangka kegiatan Kelompok Study, yang mana Diskusi Online ini dilaksanakan dalam dua minggu sekali dengan pemateri dan tema materi yang berbeda beda pula.
Diskusi Online pada part 1 ini, di sampaikan oleh saudara Ahmad Riyadh Maulidi selaku pemateri dan di moderatori oleh saudari Nur Hakikah. Diskusi ini mengangkat tema: “Ujian Persatuan ditengah Pandemik Covid-19” Tepat jam 09.18 pemateri menyampaikan materi terkait dengan tema yang telah ditentukan.
Pada awal pembahasan, pemateri menyampaikan bahwa sepakat adanya Covid-19 ini merupakan bagian ujian dari Allah Swt pada semua lini kehidupan dari perekonomiannya, ketabahannya, kesabarannya, dan lain sebagainya. Diambil contoh dari mahasiswa yang di uji dengan banyaknya tugas online akibat Covid-19 ini. Salah satu ujian yang disebutkan oleh pemateri yang tidak kala pentingnya adalah ujian persatuan. Kedatangan Covid-19 ini memberikan ujian kepada manusia khususnya kepada umat Islam Indonesia dalam persatuannya, tidak berhenti di umat Islam saja karena negara negara yang lain pun juga diuji akan persatuannya dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.
Sebelum masuk kepada inti pembahasan, pemateri mencoba bertanya kepada peserta diskusi "Apakah kita sudah dapat dikatakan bersatu dalam menghadapi covid-19 ini"?
Begitulah pertanyaan pemateri, yang mana dari pertanyaan ini banyak peserta yang antusias dalam menjawabnya, jawaban dari peserta pun berbeda-beda ada yang menjawab sudah bersatu dan ada pula yang menjawab belum bersatu disertai dengan alasannya masing-masing.
Dari berbagai macam perbedaan pendapat pada peserta diskusi, pemateri menanggapi dengan dua makna, yang pertama dikatakan bahwasanya masyarakat sekarang ini belum bersatu dalam menghadapinya dikarenakan melihat dari fakta yang terjadi masih ada beberapa masyarakat yang tidak mentaati himbauan dari pemerintah. Kedua, pemateri menanggapi bahwa dari jawaban peserta diskusi yang berbeda-beda ternyata jika dipikir secara mendalam hal itu dianggap sebagai persatuan walaupun berbeda karna dari perbedaan itulah semuanya saling melengkapi.
Dari definisi persatuan pemateri menyampaikan bahwa janganlah melihat dari sisi dzohirnya saja. Pemateri juga menyampaikan ketika pikiran kita sama dalam menghadapi Covid-19 maka itulah awal persatuan kita. Pada kondisi sekarang ini memang menjadi sebuah masalah bagi pemerintah karna ketika pemerintah memberikan peraturan untuk berada di rumah saja, disatu sisi lain kita mengetahui bahwa manusia harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika masih banyak masyarakat yang tidak mentaati aturan pemerintah. Ketika kita memahami persatuan, memang khilafiyah adalah sebuah keniscayaan, khilafiyah yang dimaksud disini adalah khilafiyah yang hanya berlaku dalam masalah furu' dan cabang tidak pada ushul. Sehingga pada pandemik ini kita tidak boleh berbeda dalam hal ushul, yaitu semua masyarakat di Indonesia harus sepakat dan satu pemikiran bahwasanya kita harus mencegah dan menangani Covid-19 ini.
Selanjutnya memasuki pada sesi tanya jawab ada 2 peserta diskusi yang mendapatkan kesempatan untuk bertanya. Pertanyaan pertama datang oleh saudari Saidatul Jannah dari jurusan PAI lokal A angkatan 2018. Pertanyannya yaitu "Menurut pemateri apa peran mahasiswa yang bisa dilakukan pada masyarakat ditengah pandemik Covid-19 ini".
Pertanyaan kedua datang oleh M. Nurwinto dari jurusan PAI lokal G angkatan 2018. Pertanyannya yaitu, "Bagaimana tanggapan pemateri terhadap apa yang dilakukan pemerintah, seperti penyemprotan PSBB dan lain sebagainya yang tidak diiringi dengan kejelasan transparansi alasan, apakah hal itu akan mengakibatkan kekacauan".
Untuk pertanyaan pertama pemateri menjawab bahwa minimal kita bisa mentaati aturan dari pemerintah seperti jangan keluar rumah jikalau tidak penting, jaga kesehatannya, dan aturan lainnya. Kita pun juga bisa berperan dari rumah misalnya kita mempelajari tentang Covid-19, dan lebih baik lagi jikalau kita bisa mencari solusinya, atau kita juga bisa membuat informasi-informasi atau berita-berita ter update tentang Covid-19, yang mana berita berita itu mudah untuk didapatkan oleh masyarakat sekitar kita. Kemudian kita juga bisa membuat tulisan-tulisan atau artikel tentang Covid-19, yang mana hal ini dapat membuka pikiran masyarakat minimal bisa membuka fikiran mahasiswa terlebih dahulu, dan juga jika kita mempunyai keahlian menjahit misalnya kita dapat membuat masker dan membagikannya.
Untuk pertanyaan kedua, pemateri menanggapi bahwa sebuah keterbukaan adalah hal yang sangat penting, sehingga masyarakat mengetahui apa yang terjadi, kalau dulu kita kesulitan untuk mengetahi berapa orang yang positif dan lain sebagainya. Akan tetapi pada sekarang ini sudah mulai transparan dan kapanpun kita bisa mengetahui perkembangan masalah Covid-19 ini. Kemudian masalah penyemprotan PSBB, jika hal itu dilakukan dengan tidak transparan maka jelas akan menimbulkan perpecahan. Sehingga dibutuhkan adanya sosialisasi kepada masyarakat atau bekerja sama dengan RT atau mesjid-mesjid setempat untuk mengumumkan hal itu, karna tidak semua orang mempunyai waktu untuk menonton TV atau bahkan tidak mempunyai TV. Oleh karenanya pada hal ini kita kembali bersatu lagi untuk bisa mencegah penularan Covid-19 ini. Nah itulah tadi jawaban dari pemateri terkait dengan pertanyaan peserta diskusi.
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah "Kita sebagai generasi pemuda dan pemudi bangsa hendaknya bisa mentaati segala aturan pemerintah dan membantu pemerintah dalam melawan Covid-19 ini dengan kemampuan yang kita miliki. Dan hendaknya semua lapisan masyarakat Indonesia bisa bersatu dalam mencegah penyebaran Covid-19 ini, Sehingga semoga dengan persatuan yang kita lakukan dapat memulihkan keadaan bumi kita seperti sedia kala dengan tentram dan damai.
0 komentar: