Sejak 1959, tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional, disingkat Harkitnas, yaitu hari nasional yang bukan hari libur yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati peristiwa Kebangkitan Nasional Indonesia.
Hari kebangkitan nasional menjadi pengingat bagi generasi sekarang untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan berbangsa bernegara dan terus berkarya untuk menjadikan bangsa Indonesia lebih berjaya.
Berikut puisi tentang kebangkitan nasional
Hari kebangkitan Nasional
Khadijah
Hari kebangkitan ini
Bukan sekadar untuk seremoni
Diperingati tapi tak lagi berarti
Dimeriahkan tapi tak ada makna tergapaikan
Hari Kebangkitan ini
Tak lain adalah pengingat
Apa yang telah dipersembahkan untuk bangsa ini
Kebangkitan apa yang kita gaungkan
Ini adalah soal
Kebangkitan sejati
Bukan hanya tradisi
Persembahan terbesar untuk hari ini
Bukan seremoni, puisi,
Tapi aksi nyata bagi negeri
Selamat hari kebangkitan nasional
Para Ulama
Iqi Nazid
Wahai para ulama
Kiprahmu dalam agama dan andilmu dalam perjuangan bangsa sangat berpengaruh dalam kemerdekaan bangsa
Wahai para ulama
Tak terhitung berapa kebaikan yang kau tebarkan, dan berapa darah dari kalian yang harus jatuh semua itu hanya untuk kemerdekaan bangsa.
Wahai para ulama
Kemuliaan mu sepatutnya tak perlu diragukan lagi adanya, sejajar dengan pahlawan perjuangan bangsa
Wahai para ulama
Kini penerusmu di masa sekarang dalam masa sulit karena dianggap menghalangi jalan para penguasa
Wahai para ulama
Banyak pula yang mengaku ulama tapi menjilat penguasa demi mendapat jabatan dan pundi uang negara
Wahai para ulama
Doakan perjuangan kami bersama dalam menentang rezim penguasa yang semena-mena terhadap agama kita
Wahai para ulama
Berbagai fitnah, kekacauan, penyakit dan perpecahan terjadi pada masa sekarang, doakan kami di balik pusaramu agar kami mampu terus bersatu dan berjuang bersama
Kebahagiaan
Ardiyan
Ada rasa yang ingin selalu di manja
Menutup mata menolak lara
Hidup itu hanya soal bahagia, katanya
Padahal sedih, perih,suka dan duka menjadi komposisi sempurna kehidupanya.
Jangan terlalu larut dalam lara
Kendalikan jiwa
Membuka lembaran baru, Membuka mata
Menyadari bahwa hidup penuh warna
Bukan prihal bahagia, bahagia dan bahagia saja
Karena Tuhan ingin melihat kau berjuang
dalam rumitnya tantangan kehidupan
Menikmati asyiknya liku permasalahan
Untuk mencapai kebahagiaan
Maka, bangkit dan berjuanglah!
Perjuangan
Ahmad Supiani
Merdunya suara alam tenang menemani indahnya dunia yang tak terjajah lagi
Semua bukan hanya sekedar kata materi
Tapi adalah perjuangan dari hati
Takkan kulupa akan hari ini
Dimana bnyak jiwa yang mati
Demi kebahagiaan sejati
Memeperjuangkan segenap jiwa dan raga
Tanpa mengenal kata putus asa
Begitulah negeri kita sesungguhnya
Tak kenal lelah meski dengan senjata seadanya
Malu rasanya tidak menjadi apa-apa
Mengingat perjuangan yang begitu kerasnya
Membuat merenung di tepian nestapa
Lantas apa yang bisa kita lakukan sekarang?
Berjuang, berjuang dan terus berjuang
Berjuang dengan segenab jiwa raga
Mempertahankan kemerdekaan Indonesia
Selamat hari kebangkitan nasional
Pejuang Negeri
N. K. Humanis
Indonesiaku kau negeriku
Berjuta-juta pulau di dalamnya
Beratus-ratus suku dan budaya
Beribu-ribu bahasa yang ada
Semua itu tidak akan bisa kita nikmati
Tanpa adanya para pejuang sejati
Jasa yang tidak bisa di bayar dengan uang.
Tidak ada yang tidak mungkin bagi kalian untuk ditaklukan.
Terima kasih para pejuang
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.
Hari berganti hari waktupun tiada henti
Tak terasa kemerdekaan sudah sekian lama kita dapati.
Bukan kita, Tetapi para pejuang dengan kegigihannya untuk merebut kembali Tanah Air yang kita cintai.
Satu Tanah Airku
Saidatul jannah
Bangsa bergeliat dengan berjuta harapan
Beribu-ribu cita-cita dipertaruhkan
Indonesia tanah airku, tanah kelahiranku
Semangat dan persatuan kau padukan
Suka cita dilewati memberikan bekas luka mendalam,
Bahkan tumpah darah dikorbankan
Indonesia bangkit dan berjuang tanpa keluh dan kesah,
Majulah Indonesiaku
Bangkitlah Indonesiaku
Jayalah tanah kelahiranku
0 komentar: